Daftar Blog Saya

Rabu, 07 Juli 2010

Asuhan Keperawatan Fraktur

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR

I. PENGERTIAN

Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Brunner & Suddart, 2000)

II.JENIS FRAKTUR
a.Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran.
b.Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang
c.Fraktur tertutup: fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit
d.Fraktur terbuka: fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.
e.Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya membengkak.
f.Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulang
g.Kominutif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmen
h.Depresi: fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam
i.Kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)
j.Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada daerah perlekatannnya.

III.ETIOLOGI
a.Trauma
b.Gerakan pintir mendadak
c.Kontraksi otot ekstem
d.Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasma



V.MANIFESTASI KLINIS
a.Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen tulang diimobilisasi, hematoma, dan edema
b.Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah
c.Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur
d.Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya
e.Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit

VI.PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya
b.Pemeriksaan jumlah darah lengkap
c.Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
d.Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal

VII.PENATALAKSANAAN

a.Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.
b.Imobilisasi fraktur Dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna
c.Mempertahankan dan mengembalikan fungsi
 Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan
 Pemberian analgetik untuk mengerangi nyeri
 Status neurovaskuler (misal: peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan) dipantau
 Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah

VIII. KOMPLIKASI
a.Malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
b.Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
c.Non union : tulang yang tidak menyambung kembali

IX.PENGKAJIAN
1.Pengkajian primer
-Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk
-Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi


- Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
2.Pengkajian sekunder
a.Aktivitas/istirahat
 kehilangan fungsi pada bagian yangterkena
 Keterbatasan mobilitas
b.Sirkulasi
 Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas)
 Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)
 Tachikardi
 Penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera
 Cailary refil melambat
 Pucat pada bagian yang terkena
 Masa hematoma pada sisi cedera
c.Neurosensori
 Kesemutan
 Deformitas, krepitasi, pemendekan
 kelemahan
d.Kenyamanan
 nyeri tiba-tiba saat cidera
 spasme/ kram otot
e. Keamanan
 laserasi kulit
 perdarahan
 perubahan warna
 pembengkakan lokal


X. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
a.Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jaringan sekitasr fraktur, kerusakan rangka neuromuskuler
Tujuan : kerusakn mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperaawatan
Kriteria hasil:
 Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
 Mempertahankan posisi fungsinal
 Meningkaatkan kekuatan /fungsi yang sakit
 Menunjukkan tehnik mampu melakukan aktivitas
Intervensi:
a. Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan
b. Tinggikan ekstrimutas yang sakit
c. Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit dan tak sakit
d. Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur ketika bergerak
e. Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas
f. Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup keterbatasan dan beri bantuan sesuai kebutuhan’Awasi teanan daraaah, nadi dengan melakukan aktivitas
g. Ubah psisi secara periodik
h. Kolabirasi fisioterai/okuasi terapi
b.Nyeri b.d spasme tot , pergeseran fragmen tulang
Tujuan ; nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan
Kriteria hasil:
 Klien menyatajkan nyei berkurang
 Tampak rileks, mampu berpartisipasi dalam aktivitas/tidur/istirahat dengan tepat
 Tekanan darahnormal
 Tidak ada eningkatan nadi dan RR
Intervensi:
a.Kaji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyeri
b.Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
c.Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas hiburan
d.Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi
e.Jelaskanprosedu sebelum memulai
f.LAkukan dan awasi latihan rentang gerak pasif/aktif
g.Drong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh : relasksasi, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan
h.Observasi tanda-tanda vital
i.Kolaborasi : pemberian analgetik

C.Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikan
Tujuan: kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan perawatan
Kriteria hasil:
 Penyembuhan luka sesuai waktu
 Tidak ada laserasi, integritas kulit baik

Intervensi:
a. Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau drainae
b. Monitor suhu tubuh
c. Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjol
d. Lakukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuh
e. Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan
f. Masage kulit ssekitar akhir gips dengan alkohol
g. Gunakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasi
h. Kolaborasi emberian antibiotik.

DAFTAR PUSTAKA

1.Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta. EGC
2.Donges Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta. EGC
3.Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Edisi 8. Vol 3. Jakarta. EGC
4.Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC

Selasa, 29 Juni 2010

Penghitungan ketenagaan Keperawatan

PEDOMAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT PMI BOGOR


A. Pengelompokkan unit kerja di Rumah Sakit
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan Bidan) harus memperhatikan unit kerja yang ada di rumah sakit. Secara umum pengelompokkan unit kerja sebagai berikut:
1. Rawat Inap Dewasa
2. Rawat Inap intensif
3. Gawat Darurat
4. Kamar bersalin
5. Kamar Operaasi
6. Rawat Jalan


B. Model pendekatan dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan.
Model pendekatan yang dipergunakan dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan Bidan) berdasarkan Dirjen Yanmed DEPKES RI (2001).

1. Rawat Inap
1.1. Berdasarkan Klasifikasi pasien.
Cara perhitungan berdasarkan:
a. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan kasus
b. Rata-rata Klien perhari
c. Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
d. Jam kerja efektif setiap perawat/bidan 7 jam perhari

Tabel 1: Kerangka acuan penghitungan kebutuhan tenaga
NO JENIS KATEGORI PASIEN RATA2 PASIEN/HARI RATA2 JAM PERAWATAN/PASIEN/HARI JUMLAH JAM PERAWATAN /HARI
1 Penyakit Dalam 3,5
2 Pasien Bedah 4
3 Pasien Gawat 10
4 Pasien Anak 4,5
5 Pasien Kebidanan 2,5
JUMLAH
Keterangan :
Jumlah jam Perawatan di bagi jam kerja efektif pershift

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan:
a. Hari libur/cuti/hari besar (loss day)

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + Cuti + hari Besar x Jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif

2). Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan + Loss day x 25
100

Jadi kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah:
Tenaga yang tersedia + Faktor Koreksi

1.2. Tingkat Ketergantungan Pasien:
Pasien diklasifikasi dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan terhadap Asuhan Keperawatan meliputi:
a. Asuhan Keperawatan Minimal
b. Asuhan Keperawatan Sedang
c. Asuhan Keperawatan agak Berat
d. Asuhan Keperawatan Maksimal
Tabel 2: Kebutuhan tenaga berdasarkan Tingkat ketergantungan
NO Kategori ketergantungan Rata2 Jumlah pasien/hari Kebutuhan jam perawatan/hari Jumlah jam perawatan/hari
1 Minimal 2
2 Sedang 3,8
3 Agak Berat 4,15
4 Maksimal 6,16
Jumlah

Jumlah Perawat yang dibutuhkan adalah:
Jumlah jam Perawatan diruangan/hari
Jam Efektif perawat

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi dengan
a. Hari libur/cuti/hari besar (loss day)

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + Cuti + hari Besar x Jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif

b. Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan + Loss day x 25
100

Jadi kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah:
Tenaga yang tersedia + Faktor Koreksi








2. Rawat Inap intensif/Critikal Care Unit/NICU
Berdasar kepada
a. Rata-rata jumlah pasien perhari
b. Jumlah jam perawatan perhari = 12 jam
c. Jam efektif perawat perhari

Rata-rata jumlah pasien x jumlah jam perawatan/hari
Jam efektif/hari

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi dengan
a. Hari libur/cuti/hari besar (loss day)

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + Cuti + hari Besar x Jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif

b. Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan + Loss day x 25
100

Jadi kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah:
Tenaga yang tersedia + Faktor Koreksi

3. Gawat Darurat
Dasar Perhitungan di gawat darurat adalah:
a. Rata-rata jumlah pasien perhari
b. Jumlah jam perawatan perhari = 2 jam
c. Jam efektif perawat perhari

Rata-rata jumlah pasien x Jumlah jam perawatan/hari
Jam efektif /hari




Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi dengan
a. Hari libur/cuti/hari besar (loss day)

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + Cuti + hari Besar x Jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif

b. Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan + Loss day x 25
100

Jadi kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah:
Tenaga yang tersedia + Faktor Koreksi


4. Kamar bersalin
Berdasarkan kepada
a. Waktu yang diperlukan untuk persalinan mencakup kala I s/d kala IV = 6 jam/pasien
b. Jam efektif kerja bidan
c. Rata-rata jumlah pasien setiap hari

Jumlah Pasien/hari x Waktu persalinan kala I s/d kala IV = 4 jam/pasien
Jam efektif kerja bidan

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi dengan
a. Hari libur/cuti/hari besar (loss day)

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + Cuti + hari Besar x Jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif

b. Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan + Loss day x 25
100
Jadi kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah:
Tenaga yang tersedia + Faktor Koreksi
5. Kamar Operasi
a. Kamar Operasi
Dasar perhitungan tenaga di kamar operasi:
1. Jumlah dan Jenis Operasi
2. Jumlah kamar operasi
3. Pemakaian kamar operasi pada hari kerja
4. tugas perawat dikamar operasi: Instrumentator, dan sirkulasi (2 orang/tim)
5. Ketergantungan pasien:
a). Operasi besar : 5 jam/1 operasi
b). Operasi Sedang : 2 jam/1 operasi
c). Operasi kecil : 1 jam/1 operasi

(Jumlah Jam perawatan/hari x jumlah operasi ) x Jumlah dalam tim
Jam Kerja Efektif / hari

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi dengan
a. Hari libur/cuti/hari besar (loss day)

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + Cuti + hari Besar x Jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif

b. Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan + Loss day x 25
100

Jadi kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah:
Tenaga yang tersedia + Faktor Koreksi





b. Ruangan RR
Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 Menit
Ketergantungan pasien di RR : 1 jam

Jml ketergantungan pasien di RR da Ruang Penerimaan x Jml Operasi
Jam Kerja Efektif / hari

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi dengan
a. Hari libur/cuti/hari besar (loss day)

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + Cuti + hari Besar x Jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif

b. Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan + Loss day x 25
100

Jadi kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah:
Tenaga yang tersedia + Faktor Koreksi

6. Rawat Jalan
Dasar Perhitungan di gawat darurat adalah:
a. Rata-rata jumlah pasien perhari
b. Jumlah jam perawatan perhari = 15 menit
c. Jam efektif perawat perhari

Rata-rata jumlah pasien x Jumlah jam perawatan/hari
Jam efektif /hari




Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi dengan
a. Hari libur/cuti/hari besar (loss day)

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + Cuti + hari Besar x Jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif

b. Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan + Loss day x 25
100

Jadi kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah:
Tenaga yang tersedia + Faktor Koreksi

Senin, 14 Juni 2010

कुअलिफिकासी दान उरियन तुगास

KUALIFIKASI DAN URAIAN TUGAS
PENGELOLA PELAYANAN KEPERAWATAN

A. Kepala Bidang Perawatan
1. Nama Jabatan : Kepala Bidang Perawatan
2. Pengertian : Seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan kewenangan dalam mengatur serta mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan dirumah sakit.
3. Persyaratan :
a. Pendidikan : Sarjana Keperawatan dengan kualifikasi Ners.
b. Pelatihan : 1. Manajemen Bidang Keperawatan
2. Manajemen Praktik Keperawatan Profesional
c. Pengalaman Kerja : 10 Tahun masa kerja dengan 3 tahun pengalaman memimpin pelayanan keperawatan.
d. Kondisi Fisik : Sehat Jasmani dan Rohani
e. Memiliki : 1. Jiwa Kepemimpinan
2. Berwibawa
4. Tanggung Jawab
Secara struktural Kepala Bidang Perawatan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan Medik dalam:
a. Pelaksanaan Asuhan keperawatan
b. Kualitas Asuhan Keperawatan
c. Ketersediaan standar asuhan keperawatan
d. Pengembangan SDM Keperawatan
e. Usulan dan rekomendasi penempatan SDM Keperawatan
5. Wewenang
Kepala Bidang Perawatan dalam melaksanakan tugasnya mempunyai wewenang:
a. Memberikan pengarahan dan bimbingan pelaksanaan Asuhan Keperawatan
b. Melakukan supervisi dalam rangka menjaga mutu Asuhan Keperawatan
c. Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan
d. Mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan.
e. Memberikan usulan dan pertimbangan kepada atasan khususnya yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan.
6. Uraian Tugas
a. Melaksanakan Fungsi Perencanaan, meliputi:
1). Menyusun Visi dan Misi keperawatan yang menunjang Visi dan misi rumah sakit.
2). Menyusun rencana kebutuhan tenaga perawat secara keseluruhan baik secara kuantitas/jumlah dan kualitas/kualifikasi
3). Menyusun rencana penempatan tenaga keperawatan sesuai dengan kualifikasi, minat dan jumlah.
4). Menyusun program pengembangan Staf keperawatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan dirumah sakit.
5). Menyusun rencana program pengendalian mutu asuhan keperawatan dan berperan serta dalam perencanaan pelayanan rumah sakit.
6). Menyusun rencana anggaran biaya untuk kebutuhan pengembangan staf perawatan
7). Menyusun rencana pengembangan sistem informasi Asuhan Keperawatan.
8). Berperan serta dalam pengembangan pelayanan rumah sakit.
9). Merencanakan rapat koordinasi dengan instalasi terkait.

b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
1). Mensosialisasikan dan menjabarkan visi misi keperawatan kepada seluruh lapisan perawat.
2). Membuat indikator-indikator dan Standar Operasional Prosedur yang menunjang pengendalian mutu pelayanan asuhan keperawatan dirumah sakit.
3). Membimbing dan mengarahkan kepala seksi, kepala ruangan dan ketua tim serta perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang sesuai dengan visi misi keperawatan.
4). Membimbing dan mengarahkan kepala ruangan dan ketua tim serta perawat pelaksana dalam penerapan standar operasional prosedur pelaksanaan asuhan keperawatan.
4). Melakukan supervisi secara berkala untuk menjaga mutu asuhan keperawatan dan menindaklanjuti hasil dari supervisi tersebut.
5). Berkoordinasi dengan instalasi/bidang terkait demi lancarnya pelaksanaan asuhan keperawatan
6). Menghitung kebutuhan tenaga perawat dan mengajukan usulan rekrutmen tenaga perawat sesuai kebutuhan.
7). Berkoordinasi dengan instalasi dan bidang terkait dalam penempatan tenaga keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan kualifikasi.
8). Mengatur proses orientasi perawat baru.
9). Berkoordinasi dengan instalasi dan bidang terkait untuk pengembangan kemampuan perawat.
10). Berkoordinasi dengan instalasi dan bidang terkait serta institusi pendidikan keperawatan untuk kelancaran proses bimbingan mahasiswa, khususnya yang menggunakan rumah sakit sebagai lahan praktek
11). Membimbing tenaga keperawatan dalam hal pendayagunaan dan pemeliharaan alat.
12). Memberikan usulan kebutuhan fasilitas penunjang pelayanan asuhan keperawatan dirumah sakit.
13). Memberikan usulan dan pertimbangan kepada direksi untuk pemberian reward dan punishmant terhadap perawat.
14). Membuat laporan berkala dan laporan khusus bidang keperawatan dengan menganalisa data pelaksanaan informasi, dokumen/laporan yang dibuat oleh kasie/kepala ruangan untuk disampaikan kepada Wakil Direktur Pelayanan Medik atau kepada Direktur.
c. Melaksanakan fungsi Pengawasan, pengendalian dan penilaian, meliputi
1). Mengawasi, mengendalikan dan menilai penerapan kebijakan pelayanan asuhan keperawatan.
2). Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan secara efektif dan efisien
3). Melaksanakan penilaian kinerja staf tenaga keperawatan, berkoordinasi dengan instalasi terkait dan bidang SDM.
4). Mengawasi, mengendalikan dan menilai mutu pelayanan asuhan keperawatan.
5). Berperan serta dalam penilaian pelaksanaan program bimbingan pendidikan keperawatan.
6). Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan peralatan secara efektif dan efisien

6. Nama Jabatan Bawahan Langsung:
Dalam melaksanakan tugasnya kepala bidang perawatan dibantu oleh dua orang kepala seksi, yaitu:
d. Kepala Seksi Asuhan Keperawatan
e. Kepala Seksi Etika dan mutu Keperawatan

B. Kepala Seksi Keperawatan
1. Nama jabatan : Kepala Seksi Keperawatan
2. Pengertian : Seorang tenaga keperawatan yang diberikan wewenang dan tanggung jawab dalam mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan pelayanan keperawatan pada beberapa unit pelaksana fungsional (UPF yang berada diwilayah tanggung jawabnya
3. Persyaratan :
a. Pendidikan dan pengalaman
1). D 3 Keperawatan dengan pengalaman kerja 10 tahun dan memimpin pelayanan keperawatan 3 tahun.
2). Sarjana keperawatan dengan pengalaman kerja 5 tahun dan memimpin pelayanan keperawatan selama 1 tahun.
b. Pelatihan : 1. Manajemen Praktik Keperawatan Profesional
2. Manajemen pengendalian mutu keperawatan
c. Kondisi fisik : Sehat Jasmani dan rohani
d. Memiliki : 1. Jiwa kepemimpinan
2. Berwibawa
4. Kepala Seksi Asuhan Keperawatan
Pelatihan : Manajemen Praktik Keperawatan Profesional
a. Tanggung Jawab
Dalam menjalankan tugasnya Kepala Seksi Asuhan Keperawatan, bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Keperawatan terhadap hal-hal sebesar berikut:
1. Kebenaran dan ketepatann rencana kerja seksi keperawatan Asuhan Keperawatan
2. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan anggaran pelaksanaan tugas sataf keperawatan
3. Kebenaran dan ketepatan laporan berkala dan laporan khusus dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
4. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan anggaran pengembangan SDM keperawatan
5. Keobyektifan dan kebenaran pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan
6. Kebenaran dan ketepatan Saran dan Bahan pertimbangan kepada kepala Bidang Keperawatan.
b. Wewenang
Dalam menjalankan tugasnya Kepala Seksi Asuhan Keperawatan mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. Meminta informasi dan pengarahan dari kepala Bidang keperawatan
2. Memberi pengarahan dan bimbingan dalam pemberian asuhan keperawatan sesuai standar
3. Mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan dan menilai mutu asuhan keperawatan, sesuai kebijakan rumah Sakit.
4. Memberi petunjuk dan bimbingan penerapan Asuhan Keperawatan sesuai standar Asuhan Keperawatan.


c. Uraian Tugas
1. Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi:
a). Menyusun rencana kerja Kasi Asuhan Keperawatan
b). Menyiapkan rencana pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan pola dan jenis pelayanan
c). Menyiapkan usulan pengembangan/pembinaan sesuai dengan kebutuhan pelayanan berdasarkan usulan kepala ruangan/kepala Instalasi
d). Menyiapkan program upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan dengan berkoordinasi dengan tim keperawatan/komite medis
e) Berperan serta menyusun SOP pelayanan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, melalui:
a). Memberikan bimbingan dalam pembinaan asuhan keperawatan sesuai standar
b). Memberikan bimbingan terhadap penerapan SOP pelayanan Keperawatan
c). Memberikan bimbingan pendokumentasian Asuhan keperawatan
d). Melaksanakan sebagian tugas dari Kepala Bidang keperawatan.
e). Mewakili tugas dan wewenang kepala keperawatan atas persetujuan Direktur Rumah Sakit.

3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian, meliputi:
a). Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pemberian Asuhan Keperawatan koordinasi dengan Kepala Ruangan/Kepala Instalasi sesuai standar Asuhan keperawatan
b). Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap penerapan protap/SOP Pelayanan Keperawatan
c). Melakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian terhadap Pengendalian Asuhan Keperawatan
d). Melakukan penilaian pelaksanaan asuhan keperawatan

5. Kepala Seksi Etika dan Mutu Keperawatan
Pelatihan : Manajemen Pengendalian Mutu Keperawatan Profesional
a. Tanggung Jawab
Dalam menjalankan tugasnya Kepala Seksi Asuhan Keperawatan, bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Keperawatan terhadap hal-hal sebesar berikut:
1. Kebenaran dan ketepan rencana kerja seksi Etika dan Mutu Keperawatan
2. Kebenaran dan ketepatan laporan berkala dan laporan khusus dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
3. Keobyektifan dan kebenaran pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan
4. Kebenaran dan ketepatan Saran dan Bahan pertimbangan kepada Kepala Bidang Keperawatan.
b. Wewenang
Dalam menjalankan tugasnya Kepala Seksi Asuhan Keperawatan mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. Meminta informasi dan pengarahan dari kepala Bidang Keperawatan
2. Memberi pengarahan dan bimbingan dalam Etika dan peningkatan Mutu keperawatan
3. Mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan dan menilai mutu asuhan keperawatan, sesuai kebijakan rumah Sakit.
4. Memberi petunjuk dan bimbingan penerapan Etika dan peningkatan Mutu keperawatan.
c. Uraian Tugas
1. Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi:
a). Menyusun rencana kerja Kasi Etika dan Mutu Keperawatan
b). Menyiapkan rencana pembinaan Etika dan Peningkatan Mutu Asuhan Keperawatan sesuai dengan pola dan jenis pelayanan
c). Menyiapkan usulan pengembangan/pembinaan sesuai dengan kebutuhan pelayanan berdasarkan usulan kepala ruangan/kepala Instalasi
4). Menyiapkan program upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan dengan berkoordinasi dengan tim keperawatan/komite medis
5) Berperan serta menyusun SOP pelayanan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
d. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, melalui:
1). Memberikan bimbingan dalam pembinaan Etika dan Mutu asuhan keperawatan sesuai standar
2). Memberikan bimbingan terhadap penerapan SOP pelayanan Keperawatan
3). Melaksanakan laporan, analisa dan penyelesaian kasus keperawatan.
4). Melaksanakan sebagian tugas dari Kepala Bidang keperawatan.
5). Mewakili tugas dan wewenang kepala keperawatan atas persetujuan Direktur Rumah Sakit.
e. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian, meliputi:
1). Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pemberian Asuhan Keperawatan koordinasi dengan Kepala Ruangan/Kepala Instalasi sesuai standar Asuhan keperawatan
2). Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap penerapan protap/SOP Pelayanan Keperawatan
3). Melakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian terhadap Pengendalian Asuhan Keperawatan
4. Melakukan penilaian mutu asuhan keperawatan